BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pembahasan tentang anxiety telah dibicarakan secara luas masalah anxiety dan pengaruh – pengaruhnya terhadap usaha serta prestasi atlit. Akan tetapi, hanya mengetahui “APA” saja, mengapa atlit takut tanpa mengetahui “BAGAIMANA” cara menyembuhkannya tidaklah banyak manfaatnya.dengan pengetahuan mengenai cara penyembuhannya, kita sering kali dapat menyusun teori – teori dan strategi serta menciptakan situasi guna menolong atlit menghilangkan atau sekurang – kurangnya merndahkan anxiety. Hal ini bukan berrarti bahwa pelatih dapat bertindak sebagai seorang psikiater atau psikolog, akan tetapi dia harus dapat mengenal (recognize) isyarat – isyarat atau pertanda – pertanda takut yang berlebihan pada atlituntuk kemudian menyaringnya, mana kira –kira yang berada dalam kemampuannya untuk menangani dan mana adalah bidang gurapan psikiatris atau psikolog.
1.
1. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengurangi tingkat ketegangan dan kecemasan?
2. Teknik – teknik apa saja yang digunakan untuk mengatasinya ?
1.
1. Tujuan Masalah
1. Mengetahui bagaimana cara mengurangi tingkat ketegangan dan kecemasan.
2. Mengetahui teknik – teknik yang digunakan untuk mengatasi atau meredakan ketegangan.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
1. Aktivitas
Aktivitas dan gugahan mengacu kepada kesiapan psikologis seorang dalam menghadapi suatu aktivitas seperti pertandingan. Anxiety akan selalu ada tidak mungkin dihindari dalam setiap pertandingan. Tantangan bagi pelatih adalah bagaimana menolong atlit untuk mengenal respon – respon anxiety, sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap situasi – situasi yang dihadapi.
Setiap atlit mempunyai cara atau teknik tersendiri dalam mempersiapkan diri secara psikoogis menghadapi suatu pertandingan sesuai dengan cirri kepribadiannya.kemampuan untuk menyetel dan mengatur tingkat anxiety dan tingkat aktivitas sebelum dan selama pertandingan merupakan skill yang sangat pentng guna memperoleh prestasi yang setinggi – tingginya.
Oxendine ( Fouse dan Tropmann : 1981 ) mengatakan bahwa mengubah aktivitas dan gugahan ke suatu tingkat yang diinginkan membutuhkan pengertian dalam beberapa prinsip dasar psikologi secara keterampilan dalam menggunakan teknik – teknik tertentu. Beberapa teknik untuk menaikan tingkat aktivitas dalam kegiatan motorik seperti : memberikan tantangan, hukuman, hadiah, musik, dan sebagainya. Pelatih juga harus sadar teknik yang bermaksud untuk menggugah semua atlit, disatu pihak dapat menaikan tingkat prestasi beberapa atlit, akan tetapi dilain pihak juga dapat menurunkan prestasi atlit – atlit lainnya.
Oxendine ( Fouse dan Tropmann : 1981 ) juga mengatakan bahwa :
1. Tingkat arousalatau aktivitas yang tinggi penting untuk aktivitas – aktivitas yang menuntut kekuatan ( misalnya tinju, angkat besi, gulat dll )
2. Tingkat arousal yang tinggi menggangu aktivitas yang berisi keterampilan – keterampilan yang komplejs ( misalnya senam, koordinasi kestabilan dll )
3. Tingkat gugahan yang sedikit lebih tinggi dari normal dianjurkan untuk semua tugas motorik ( aktivitas fiik )
Pada tabel berikut dapat kita lihat proses – proses fisik dan psikis, serta aktivitas atlit pada berbagai tingkat aktivitas. | Aktivitas yang berlebihan (overexcited) | Aktivitas terlalu rendah (apatisme) | Aktivitas yang cukup sebelum pertandingan |
Proses - proses fisik | Semua organ tidak berfungsi; perubahan – perubahan gawat dalam fungsi – fungsi vegetative (nadi cepat, keringat berlebihan, banyak kencing, gemetar, anggota tubuh bagian bawah terasa lemas dsb.) | Rasa lemas / lemah (langued) gerakan – gerakan serasa lumpuh, terasa ngantuk terus. | Seluruh proses faaliah normal, ketegangan cukup untuk menghadapi pertandingan, denyut jantung naik. |
Proses – proses psikis | Kegelisahan yang berlebihan, gerakan – gerakan tidak dapat dikuasai, kekhilafan – kekhilafan,lingkungan,tidak yakin, gugup dsb. | Lengah, tidak acuh (apatis), takut, cemas, murung (depresif),ingin mengundurkan diri, penat, mudah tersinggung | Ada gugahan, agak kurang sabar menunggu pertandinganyang akan dating, konsentrasi optimal, penguasaan tingkah laku(sadar apa yang dilakukan ),penuh energi. |
aktivitas | Aktivitas terlarang, disorginazed, taktik dan strategiberantakan, kecepatan hilang, tak bisa atur nafas, gerakan – gerakan tak terkontrol, banyak membuat kesalahan kalau harus melakukan teknik – teknik yang rumit, sangat kaku gerakan – gerakannya. | Tidak ada usaha yang sungguh – sungguh, aktivitas mental cepat turun,salah tingkah tidak merasa capek setelah pertandingan. | Memulai pertandingan dengan rencana taktis, orientasi jelas dapat menguasai pertandingan,semua energy dapat disalurkan secara efisien dan efektif, sasaran tercapai atau mudah dilewati. |
Hubungan antara arousal dengan prestasi digambarkan melalui hipotesis huruf U terbalik atau sering disebut hukum Yarkes Dodson (Weinberg : 1988).
Tinggi
Moderat
Rendah
Rendah Optimal Tinggi
AKTIVITAS
Gambar Hipotesa U – terbalik
Gambar diatas menunjukkan prestasi akan meningkat kalau gugahan atau aktivitas meningkat sampai suatu titik optimal tertentu. Akan tetapi peningkatan yang lebih tinggi dari titik yang optimal akan menurunkan prestasi.
2.2 Teknik – teknik mengurangi kepekaan (Desensitization)
Beberapa teknik yang telah pernah dicoba oleh ahli – ahli psikologi untuk mengurangi anxiety yang berlebihan pada invidu yang memperlihatkan ketakutan dalam menghadapi situasi, yaitu :
1.
1.
1. Teknik Jacobson dan Schultz
1. Mengurangi arti pentingnya pertandingan dalam benak etlit.
2. Mengurangi ancaman – ancaman hukuman bagi atlit apabila ia gagal.
1.
1.
1. Teknik Cratty
Salah satu teknik kepekaan terhadap ketegangan ketegangan yang diperkenalkan oleh Cratty (1973) adalah :
Dalam teknik ini terlebih dahulu membuat suatu daftar yang menyebabkan atlit merasa bimbang, takut, cemas. Daftar tersebut disusun menurut urutan dari yang paling ditakuti sampai dengan hal yang paling kurang ditakuti. Dengan teknik ini, pertama – tama kita hadapkan atlit kepada situasi yang membangkitkan anxiety yang paling rendah padanya dan menyuruh (memberikan kesempatan) untuk membiasakan diri terhadap situasi demikian.
1.
1.
1. Teknik Progresive Muscle Relaxation.
Dengan latihan ini seseorang dapat menjadi rileks pada otot – ototnya sekaligus juga mengurangi reaksi emosi yang bergelora, baik pada system saraf pusat maupun pada system saraf otonom. Atlit yang bimbang atau takut biasanya ototnya menjadi tegang, dan jika otot tegang maka keterampilan fisiknya akan terganggu maka otot – otot tersebut harus dibuat rilieks. Oleh karena itu, memaksa otot untuk rilieks tidak mudah, apalagi dalam situasi tegang. Maka orang harus melatih diri untuk bisa merilekskan otot – otot yang tegang tersebut. Lebih dari itu dia harus secara sadar mengontrol, menguasai dan mengatur otot – ototnya agar bisa rileks.
Jacobson berpendapat bahwa ada hubungan langsung dari system otot ke emosi orang. Jika kita dapat mengontrol otot – otot kita dan mengurangi tegangannya, maka kita akan mampu pula untuk mengontrol emosi.
Secara sepintas prosedur Jacobson dapat digambarkan sebagai berikut :
Atlit disuruh duduk atau berbaring dengan rileks.kemudian secara bergiliran untuk dilatih rileksasi.angota tubuh tersebut disuruh ditegangkan dengan tegangan isometrik. Tegangannya dipertahankan selama 10 detik, kemudian diperintahkan untuk rileks dan harus dirasakan betul seolah – olah terasa panas dan otot tersebut dapat kita kontrol. Sambil istirahat kita pusatkan perhatian pada otot – otot yang rileks tersebut, dan pada tegangan yang mengalir ke luar dari otot tersebut.
1.
1.
1. Teknik Autogenic Relaxation
Teknik ini dapat melatih seseorang untuk melakukan sugesti diri, agar ia dapat mengubah kondisi kefaalan pada tubuhnya untuk mengendalikan munculnya emosi yang terlalu bergelora.
Pada permulaan latihan memang perlu dibantu dengan instruksi – instruksi dari pelatih. Akan tetapi setelah beberapa kali latihan, atlit harus bisa mensugesti dirinya sendiri dalam latihan relaksasi ini. Prosedur autogenic menekankan pada enam pusat perhatian :
1. Lengan kanan (kiri) saya terasa berat, tungkai kanan (kiri) saya terasa berat.
2. Lengan kanan (kiri) saya terasa hangat, tungkai kanan (kiri) saya terasa hangat.
3. Denyut jangtung saya tenang dan teratur.
4. Badan saya bernafas sandiri.
5. Perut saya terasa hangat.
6. Dahi saya terasa sejuk
Pada waktu latihann pelatih mengecek apakah seluruh anggota badan atlit benar – benar rileks, yaitu dengan cara menmgangkat salah satu anggota badan (misalnya kaki) dan menjatuhkanya kelantai.
Menurut Vanek dan Cratty (1970) tidak semua atlit bisa melatih teknik rileksasi ini dengan hasil yang positif. Katanya atlit harus cukup inteligen, harus melakukan latihan dengan sukarela dan tekun, serta harus mempunyai kemampuan unutk berkonsentrasi dengan baik.
1.
1.
1. Teknik Respon Bebas Anxiety
Prosedur teknik ini adalah sebagai berikut :
Pertama –tama atlit dimasukkan kedalam suatu situasi yang menimbulkan kecemasan padanya. Kemudian situasi tersebut dihapus dengan stimulus eksternal, misalnya bunyi bel,peluit,teriakandari pelatih atau dengan cara lainnya.jadi atlit harus mengasosiasikan perasaan bebas anxiety (rileks) dengan stimulus dari luar tersebut dan haruslah dilakukan berulang – ulang.
1.
1.
1. Teknik Deep Breathing
Teknik ini banyak dilakukan oleh para atlit karena dapat dilakuka disembarang tempat. Prosedur menurut Harsono (1988) adalah sebagai berikut :
- Duduk dengan badan tegak, kedua tangan rileks diantara lutut, mata dipejamkan.
- Ambil nafas pelan – pelan sedalam – dalamnya melalui mulut (mulut jangan dibuka terlalu lebar), dan rasakan udara menyelinap keseluruh pelosok alveoli paru –paru.
- Keluarkan udara pelan – pelan melalui mulut dengan dibantu oleh otot – otot perut. Rasakan sampai seakan – akan paru paru menjadi kosong udara.
- Istirahat sebentar, kemudian ulangiprosedur diatas beberapa kali.
Pada waktu pertandingan, deep breathing tersebut sering membantu kita untuk bisa mengurangi rasa tegang. Bila timbul ketegangan, segeralah melakukan deep breathing sambil menangkan jiwa dan pikiran.
1.
1.
1. Teknik Meditasi
Penelitian Wallace (1971) menunjukkan bahwa teknik tersebut memberikan efek lluar biasa pada tubuh, yaitu detak jantungmenurun sampai stabil dan peredaran asam laktat menjadi tiga kali lebih cepat dibandingkan saat beristirahat biasa.
Meditasi dilakukan seseorang dengan memusatkan perhatian dan berkonsentrasi terhadap suatu objek atau pikiran dan kegiatan tersebut ditahannya untuk beberapa waktu dalam posisi tubuh yang nyaman, tanpa terganggu atau eralih perhatian dan konsentrasinya. Apabila hal tersebut dapat dilakukan, maka akan diperoleh keadaan rileks.
1.
1.
1. Teknik Model Training
Teknik Model Trainingadalah latihan yang mirip atau menyerupai situasi dan kondisi pertandingan yang sebenarnya. Dalam model training sebaiknya dimasukkan kombinasi dari situasi – situasi stress teknik , social dan mental yang sejauh mungkinmendekati situasi dan kondisi pertandingan. Diharapkan latihan demikian akan dapat mempercepat adaptasi penyesuaian atlit terhadap setiap situasi stress pertandingan.
1.
1. Strategi Kognitif
Strategi kognitif didasari oleh pendekatana kognitif yang menekankan bahwa pikiran atau proses berpikir merupakan sumber kekuatan yang ada dalam diri seseorang. Jadi, kesalahan, kegagalan ataupun kekecewaan , tidak disebabkan oleh objek dari luar, namun pada hakikatnya bersumber pada inti pikiran atau proses berpikir seseorang.
Salah satu kegiatan yang mendukung berfungsinya proses kognitif adalah kegiatan pemusatan perhatian yang bersumber pada inti pikiran seseorang. Contohnya : pemikiran sebagai berikut : “ Saya memusatkan perhatian terhadap komitmen saya untuk bermainan sesuai dengan apa yang sudah saya latihdan strategi bermain saya.” Kegiatan ini merupakan kegiatan menginstruksi diri sendiri (self – instruction), sehingga apapun yang akanterjadi dalam permainan, atlot akan berpedoman pada proses berpikirnya.
Namun dalam kenyataannya, strategi kognitif seperti ini sangat erat kaitannya dengan status emosi dan bernagai macam pergolakannya. Pergolakan tersebut berasal dari tingkat ketegangan yang dialami oleh atlit, khususnya yang bersumber pada dirinya, yakni trait anxiety.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kecemasan biasanya berhubungan dengan rasa takut akan kehilangan sesuatu, kegagalan, rasa salah, takut mengecewakan orang lain, dan perasaan tidak enak lainnya. Kecemasan – kecemasan tersebut membuat atlet menjadi tegang, sehingga bila ia terjun ke dalam pertandingan maka dapat dipastikan penampilannya tidak akan optimal. Untuk itu setiap atlet mempunyai cara / teknik tersendiri untuk mempersiapkan diri secara psikologis untuk menghadapi suatu pertandingan sesuai dengan ciri kepribadian masing-masing yang pasti berbeda-beda. Dan anxiety akan selalu ada dan tidak mungkin juga anxiety dapat diatasi. Ada beberapa teknik menghadapi anxiety yang penggunanya tergantung dari macam kecemasannya.
Sebagai usaha untuk dapat mengatasi ketegangan dan kecemasan, khususnya dalam menghadapi pertandingan, lakukan beberapa teknik berikut ini :
a.Identifikasi dan temukan sumber utama permasalahan yang menimbulkan kecemasan.
b.Lakukan latihan simulasi, yaitu latihan dibawah kondisi seperti dalam pertandinagn sesungguhnya.
c.Usahakan untuk mengingat, memikirkan dan merasakan kembali saat-saat mencapai penampilan paling baik atau paling mengesankan.
d.Lakukan latihan relaksasi progresif, yaitu melakukan peregangan atau pengendoran otot-otot tertentu secara sistematis dalam waktu tertentu.
e.Lakukan latihan otogenik, yaitu bentuk latihan relaksasi yang secara sistematis memikirkan dan merasakan bagian-bagian tubuh semakin hangat dan berat.
f.Lakukan latihan pernafasan dengan bernafas melalui mulut dan hidung serta secara sadar bernafas dengan menggunakan diafragma.
g.Dengarkan musik (untuk mengalihkan perhatian)
h.Berbincang-bincang, beradadalam situasi social (untuk mengalihkan perhatian)
i.Membuat pernyataan-pernyataan positif terhadap diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang diperlukan saat itu.
DAFTAR PUSTAKA
Gunarso, Singgih. (1989). Psikologo Olahraga, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta.
Yunus, Mahmud. (1993). Psikologi Olahraga. Prodi Olahraga Kesehatan, FIP IKIP Malang.
Harrah's Cherokee Casino & Hotel - Mapyro
BalasHapusFind 논산 출장안마 Harrah's Cherokee Casino & 수원 출장샵 Hotel, 진주 출장마사지 Cherokee, NC (Mapyro). Directions, 888-777-7777, 경주 출장마사지 or 인천광역 출장마사지 visit www.caesars.com.