Minggu, 30 Oktober 2011

UMPIRE SOFTBALL

Dalam pertandingan sofbol terdapat minimal satu orang hingga tujuh orang hakim pertandingan yang disebut umpire. Terdapat satu orang plate umpire dan tiga base umpire yang menjaga pertandingan. Selebihnya umpire memantau daerah outfield. Dalam pertandingan fast pitch dihakimi oleh empat umpires (satu plate umpire, tiga base umpire). Istilah untuk seorang umpire adalah “blue”, disebabkan seragam mereka selalu berwarna biru. Posisi seorang umpire adalah berdiri di belakang catcher dan batter. Berfungsi untuk melihat arah datangnya bola yang dilempar pitcher ke catcher apakah itu strike atau ball. Umpire juga mengawasi jalannya permainan dengan cermat untuk menentukan peristiwa yang sebenarnya terjadi dan menjaga agar pemain mematuhi peraturan. Sebagai pemimpin pertandingan adalah Umpire plate. Karena sifatnya sebagai pemimpin pertandingan, kekuasaan umpire plate dalam sebuah pertandingan sofbol adalah mutlak, Walaupun dapat diprotes (appealed) keputusannya tidak dapat diganggu gugatapabila protes yang dilakukan pemain atau pelatih atau manager team menyangkut ajustment, tapi protes dapat dilakukan dan dapat diterima apabila protes dilaukan terhadap salah penerapan rules. Jadi ada permainan yang dapat dilanjutkan dengan protes (game under protes, selengkapnya dapat dibaca pada Rules Permainan Softball yang dikeluarkan oleh ISF. seorang Umpire dapat mengeluarkan siapa saja baik pemain atau bahkan seorang pelatih (coach) keluar lapangan, jika menurut umpire mengganggu jalannya pertandingan.

simbol dalam scoring softball

Posisi jaga dalam softball

  1. pitcher ( pelempar )
  2. catcher ( penangkap )
  3. first base ( penjaga base 1 )
  4. second base ( penjaga antara base 1 dan base 2 )
  5. third base ( penjaga base 3 )
  6. short stop ( penjaga antara base 2 dan base 3 )
  7. left fielder ( penjaga luar sebelah kiri )
  8. center fielder ( penjaga luar tengah )
  9. right filder ( penjaga luar sebalah kanan )
  • DP :Designnated Player, pengganti pemukul "DEFO" kolo yang diisi PO, A, E pada record
  • DEFO :Defense Only, ditulis urutan ke 10 pada BO, g mukul yang mukul "DP", kolom yang diisi PO, A, E pada record
  • DH :Designated Hitter, berfungsi sebagai batter menggantikan pitcher dalam offense dan di tulis urutan ke 10 pada Batting Order (BO), kolom yang diisi selainPO, A, E pada record
  • I : out pertama (one down)
  • II : out kedua (two down)
  • III :out ketiga
  • PO :Put Out
  • A : asist
  • E : error, fielder gagal lakukan tugas dalam keadaan normal
  • LOB : Left on base, runner yang masih ada di base pada waktu terjadi pergantian inning
  • H : Hit, melakukan tugas dalam keadaan di luar normal

kolom pitcher

  • W :winner, tanda untuk pitcher yang menang
  • L :looser, tanda untuk pitcher yag kalah
  • IP : Inning Player, banyaknya inning yang dimainkan oleh pitcher. 1 inning penuh jika dapat mematikan 3 orang. jika hanya 1 orang dihitung 1\3 inning, jika 2 orang dihitung 2\3 inning
  • BF : Batter Face, berapa kali pitcher berhadapan dengan batter
  • R :Run, jumah point masuk yang dihasilkan
  • H :Hit, jumlah hit\pukulan 1B,2B,3B,HR
  • ER :Earned run, jumlah Run yang dihasilkan tanpa error
kolom batter record

  • AB : at bat (kecuali BB, SacB, SacF,HP,IE), jumlah kesempatan batter mukul
  • RBI : Run Bated In, diberikan kepada batter yang berhasil memasukkan runner ke home
  • Sac : bisa sac fly maupun sac bunt yaitu mengorbankan diri untuk memasukkan runner ataupun memajukan runner ke base depan

OFFENCE (menyerang)
  • AP : appeal play, peal dari coach
  • BOT : batting out of turn, kesalahan dalam urutan pemukul
  • BFH : bunt for hit, bunt yang dianggap 1B
  • DH : double hit
  • F : fly ball, fly ball yang ditanggkap di daerah fair dan parabola (pop up)
  • f : fly ball, fly ball yang di tanggkap di daerah fair dan bola lurus (line drive)
  • K : strike out, tanpa usaha untuk memukul
  • Ksstrike out, dengan usaha memukul bola strike
  • K2-3 : bola strike yang gagal ditangkap catcher, tepi batter bisa dimatikan di base 1
  • KFB : strike for bunt, bola strike ke 3 yang dibunt dan hasilnya foulball, batter out
  • KC : strike ke 3 yang ditangkap catcher, dimana di base 1 ada runner kurang dari 2 mati
  • OS : out stealing, steal tanpa melakukan start base, dan bola blum lepas dari pitcher
  • SacB : sacrifice bunt, batter melakukan bunt, tetapi bola berhasil ditangkap oleh catcher dan batter out
  • SacF : sacrifice fly,
  • Sb : stealing base
  • IE : interferent
  • 1B : 1 base
  • 2B : 2 base
  • 3B : 3 base
DEFFENSE (bertahan)
  • BB : base on ball
  • BK : baLk, illegal pitch
  • DP : double play
  • TP : triple play
  • FC : fielder choice
  • HP : hit by pitch
  • IF : infield fly
  • Ob : obstruction
  • OT : out of turn
  • Pb : pass ball
  • UA : Unassist
  • Wp : wild pitch

video pembelajaran TP

http://youtu.be/ecj1DFFRzaQ

Sabtu, 29 Oktober 2011

keterampilan dalam softball

Dalam permainan softball ada beberapa keterampilan dasar yang harus dikuasai oleh pemainya. Keterampilan itu adalah melempar (throwing), menangkap (catching), memukul (batting), lari base (base running), meluncur (sliding). Seorang pemain softball harus bisa melakukan keterampilan tersebut diatas.
a.       Melempar (throwing)
Pada dasarnya teknik melempar bola dalam permainan softball terdapat tiga bentuk lemparan yang sering dilakukan antara lain: lemparan atas (overhand throw), lemparan samping (sidehand throw) dan lemparan bawah (underhand throw) (Parno, 1992 : 16). Unsur utama yang harus diperhatikan dalam melakukan gerakan melempar bola dalam permainan softball antara lain: ketepatan, kecepatan melempar bola dan jalannya bola serta kemudahan untuk melakukan gerakan melempar (Parno,1992: 16).
b.      Menangkap (catching)
Menangkap bola merupakan suatu usaha yang dilakukan pemain untuk dapat menguasai bola dengan tangan yang memakai glove, dari hasil pukulan lawan atau lemparan teman. Menangkap bola pada dasarnya ada tigajenis yang dapat dilakukan sesuai dengan situasi bola yang dihadapi. Ketiga jenis yang dimaksud adalah :
1) Menangkap bola lurus (strike ball )
2) Menangkap bola lambung (fly ball)
3) Menangkap bola bawah (Parno, 1992 : 49).
c.       Memukul (batting)
Memukul merupakan salah satu teknik dalam softball yang dilakukan oleh regu penyerang dengan melakukan pukulan terhadap bola yang dilemparkan oleh pitcher. Tujuan memukul bola untuk memperoleh nilai dan menyelamatkan dirinya atau membantu pelari lain (base runner) mencapai base berikutnya (Parno, 1992 :54). Memukul bola dalam permainan softball ada dua macam yaitu : 1) memukul bola dengan ayunan, 2) Memukul bola tanpa ayunan (bunt).
d.      Lari Base (base running)
Base running merupakan gerakan yang dilakukan oleh pelari untuk mencapai base didepanya dengan kecepatan yang tinggi
e.       Meluncur (sliding)
Sliding adalah suatu gerakan meluncur badan untuk mencapai base yang dituju. Dalam pelaksanaan pelari boleh mengurangi kecepatan lari.. Penggunaan teknik ini mempunyai dua tujuan yaitu: untuk mengurangi kecepatan laju lari agar dapat tepat berhenti pada base bukan terlanjur melewatinya, serta untuk menghindari sentuhan / ketikan bola dari lawan sehingga dapat selamat mencapai base yang dituju. Dengan selamat dari sentuhan dari lawan jika sudah di base tiga menuju ke home base maka akan mendapatkan poin dan akan menguntungkan dari team.

memukul dalam softball

Dalam permainan softball keterampilan memukul sangatlah penting karena dengan keterampilan ini lah sebuah regu bisa mencetak angka dalam sebuah permainan. Dalam keterampilan memukul ada beberapa hal yang perlu diperhatikan beberapa hal, seperti yang dikemukakan oleh A. Sarumpaet, dan kawan-kawan (1962: 167) bahwa,”Untuk melakukan pukulan terhadap bola perlu diperhatikan beberapa prinsip: seperti pegangan bat, sikap kaki, posisi badan, gerakan kaki dan ayunan lengan, posisi bat serta gerakan lanjutan (follow trhough). Sedangkan menurut parno (1992: 59-62) bahwa,”Untuk memukul bola perlu memperhatikan dalam  sikap awal, cara memegang pemukul dan ayunan (swing).” Berdasarkan dua pendapat tersebut apabila diperhatikan dalam permainan, saat memukul bola pemain harus benar-benar memperhatikan sikap awal, pegangan pada pemukul, gerakan ayunan pemukul dan gerakan lanjutan. Selain hal tersebut juga diperlukan konsentrasi pandangan pemukul terhadap bola saat memukul, karena jika pemukul saat memukul bola tidak melihat bola saat perkenaan bola dengan pemukul hasil pukulan yang diperoleh tidak akan maksimal.

Softball

1.         Hakikat Softball
Softball merupakan cabang olahraga permainan yang dimankan oleh sembilan orang pemain dengan kedudukan dan kemampuan yang tidak sama (Sridadi, 2007:2005). Permainan ini dimainkan dengan sistem inning di mana setiap tim mempunyai kesempatan yang sama dalam posisi yang berbeda.
Sukintaka (1979: 43) mengemukakan bahwa permainan softball juga disebut indoor-baseball, mushball, kitten-ball, recreatio-ball, diamond-ball, night-ball, atau sissy-ball yang termasuk dalam kelompok permainan bola pukul. Sedangkan Bethel (1993: 5) menyatakan bahwa softball merupakan permainan gerak cepat yang menyenagkan. Olahraga ini mengutamakan kecepatan, ketangkasan, dan tentunya kesehatan juga.
Permainan Sotball adalah permainan yang termasuk dalam kelompok bola pukul, cara memainkanya dengan kayu pemukul dan pemukul memukul bola yang dilemparkan pitcher sesuai denga peraturan yang berlaku (J.Hartoto, 1983:1). Olahraga softball dimainkan selama 7 inning yaitu masing-masing regu mendapat giliran 7 kali menjadi regu pemukul dan 7 kali menadi regu jaga. Regu pemukul menjadi regu jaga apabila telah terjadi 3 kali mati, sehingga regu jaga menjadi regu pemukul. Dan nilai didapat apabila pemukul baik pada pukulanya sendiri maupun temanya telah memlalui dan menyentuh base pertama, kedua, ketiga, dan home base dengan selamat. Nilai yang diperoleh oleh pemain yang selamat masuk home base tersebut adalah satu.

bagian dari telinga

Telinga terdiri dari tiga bagian: telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
- Telinga luar
Bagian luar merupakan bagian terluar dari telinga. Telinga luar terdiri dari daun telinga, lubang telinga, dan saluran telinga luar. Telinga luar meliputi daun telinga atau pinna, Liang telinga atau meatus auditorius eksternus, dan gendang telinga atau membrana timpani. Bagian daun telinga berfungsi untuk membantu mengarahkan suara ke dalam liang telinga dan akhirnya menuju gendang telinga. Rancangan yang begitu kompleks pada telinga luar berfungsi untuk menangkap suara dan bagian terpenting adalah liang telinga. Saluran ini merupakan hasil susunan tulang dan rawan yang dilapisi kulit tipis.
Di dalam saluran terdapat banyak kelenjar yang menghasilkan zat seperti lilin yang disebut serumen atau kotoran telinga. Hanya bagian saluran yang memproduksi sedikit serumen yang memiliki rambut. Pada ujung saluran terdapat gendang telinga yang meneruskan suara ke telinga dalam.
Peradangan pada bagian telinga ini disebut sebagi otitis Eksterna. Hal ini biasanya terjadi karena kebiasaan mengorek telinga & akan menjadi masalah bagi penderita diabetes mellitus (DM/sakit gula)
- Telinga luar dan kebudayaan
Walaupun bagian daun telinga tidak begitu penting, bagian ini sering digunakan untuk memperbaiki tampilan wajah. Dalam masyarakat Barat, telinga yang terlalu besar dan terlihat tidak simetris akan memperburuk penampilan. Bedah pertama untuk mengatasi hal ini dipublikasikan pada 1881.

Tindik telinga.
Telinga juga menjadi tempat perhiasan selama ribuan tahun, terutama dengan menindik telinga. Dalam beberapa kebudayaan, perhiasan tersebut ditempatkan untuk menarik dan memperbesar daun telinga. Kebudayaan ini masih ditemukan di Indonesia, yakni pada suku Dayak di Kalimantan.
- Telinga tengah
Telinga tengah meliputi gendang telinga, 3 tulang pendengaran (martir atau malleus, landasan atau incus, dan sanggurdi atau stapes). muara tuba Eustachi juga berada di telinga tengah.
Getaran suara yang diterima oleh gendang telinga akan disampaikan ke tulang pendengaran. Masing-masing tulang pendengaran akan menyampaikan getaran ke tulang berikutnya. Tulang sanggurdi yang merupakan tulang terkecil di tubuh meneruskan getaran ke koklea atau rumah siput.
Pada manusia dan hewan darat lainnya, telinga tengah dan saluran pendengaran akan terisi udara dalam keadaan normal. Tidak seperti pada bagian luar, udara pada telinga tengah tidak berhubungan dengan udara di luar tubuh. Saluran Eustachi menghubungkan ruangan telinga tengah ke belakang faring. Dalam keadaan biasa, hubungan saluran Eustachi dan telinga tengah tertutup dan terbuka pada saat mengunyah dan menguap. Hal ini menjelaskan mengapa penumpang pesawat terbang merasa 'tuli sementara' saat lepas landas. Rasa tuli disebabkan adanya perbedaan tekanan antara udara sekitar. Tekanan udara di sekitar telah turun, sedangkan di telinga tengah merupakan tekanan udara daratan. Perbedaan ini dapat diatasi dengan mekanisme mengunyah sesuatu atau menguap.
Peradangan atau infeksi pada bagian telinga ini disebut sebagai Otitis Media
- Telinga dalam

http://bits.wikimedia.org/skins-1.5/common/images/magnify-clip.png
Potongan melintang koklea. Endolimfe terdapat di skala media - daerah hijau terang pada tengah diagram.
Telinga dalam terdiri dari labirin osea (labirin tulang), sebuah rangkaian rongga pada tulang pelipis yang dilapisi periosteum yang berisi cairan perilimfe & labirin membranasea, yang terletak lebih dalam dan memiliki cairan endolimfe.
Di depan labirin terdapat koklea atau rumah siput. Penampang melintang koklea trdiri aras tiga bagian yaitu skala vestibuli, skala media, dan skala timpani. Bagian dasar dari skala vestibuli berhubungan dengan tulang sanggurdi melalui jendela berselaput yang disebut tingkap oval, sedangkan skala timpani berhubungan dengan telinga tengah melalui tingkap bulat.
Bagian atas skala media dibatasi oleh membran vestibularis atau membran Reissner dan sebelah bawah dibatasi oleh membran basilaris. Di atas membran basilaris terdapat organo corti yang berfungsi mengubah getaran suara menjadi impuls. Organo corti terdiri dari sel rambut dan sel penyokong. Di atas sel rambut terdapat membran tektorial yang terdiri dari gelatin yang lentur, sedangkan sel rambut akan dihubungkan dengan bagian otak dengan saraf vestibulokoklearis.
- Keseimbangan
Selain bagian pendengaran, bagian telinga dalam terdapat indera keseimbangan. Bagian ini secara struktural terletak di belakang labirin yang membentuk struktur utrikulus dan sakulus serta tiga saluran setengah lingkaran atau kanalis semisirkularis. Kelima bagian ini berfungsi mengatur keseimbangan rubuh dan memiliki sel rambut yang akan dihubungkan dengan bagian keseimbangan dari saraf vestibulokoklearis.
- Organ pendengaran hewan invertebrata
Hanya hewan vertebrata yang memiliki telinga, walaupun beberapa invertebrata mampu mendeteksi suara dengan indera tertentu. Pada serangga, organ timpani digunakan untuk mendengar suara.
Beberapa hewan juga menggunakan kakinya untuk mengenal suara seperti pada laba-laba dan kecoa. Ulat bulu menggunakan bulu pada tubuhnya untuk merasakan getaran dan memungkinkan mereka untuk merespon suara.


Psikologi Olahraga (anxiety)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pembahasan tentang anxiety telah dibicarakan secara luas masalah anxiety dan pengaruh – pengaruhnya terhadap usaha serta prestasi atlit. Akan tetapi, hanya mengetahui “APA” saja, mengapa atlit takut tanpa mengetahui “BAGAIMANA” cara menyembuhkannya tidaklah banyak manfaatnya.dengan pengetahuan mengenai cara penyembuhannya, kita sering kali dapat menyusun teori – teori dan strategi serta menciptakan situasi guna menolong atlit menghilangkan atau sekurang – kurangnya merndahkan anxiety. Hal ini bukan berrarti bahwa pelatih dapat bertindak sebagai seorang psikiater atau psikolog, akan tetapi dia harus dapat mengenal (recognize) isyarat – isyarat atau pertanda – pertanda takut yang berlebihan pada atlituntuk kemudian menyaringnya, mana kira –kira yang berada dalam kemampuannya untuk menangani dan mana adalah bidang gurapan psikiatris atau psikolog.
1.         
1.        Rumusan Masalah
1.        Bagaimana cara mengurangi tingkat ketegangan dan kecemasan?
2.        Teknik – teknik apa saja yang digunakan untuk mengatasinya ?
1.         
1.        Tujuan Masalah
1.        Mengetahui bagaimana cara mengurangi tingkat ketegangan dan kecemasan.
2.        Mengetahui teknik – teknik yang digunakan untuk mengatasi atau meredakan ketegangan.
BAB II
PEMBAHASAN
1.         
1.        Aktivitas
Aktivitas dan gugahan mengacu kepada kesiapan psikologis seorang dalam menghadapi suatu aktivitas seperti pertandingan. Anxiety akan selalu ada tidak mungkin dihindari dalam setiap pertandingan. Tantangan bagi pelatih adalah bagaimana menolong atlit untuk mengenal respon – respon anxiety, sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap situasi – situasi yang dihadapi.
Setiap atlit mempunyai cara atau teknik tersendiri dalam mempersiapkan diri secara psikoogis menghadapi suatu pertandingan sesuai dengan cirri kepribadiannya.kemampuan untuk menyetel dan mengatur tingkat anxiety dan tingkat aktivitas sebelum dan selama pertandingan merupakan skill yang sangat pentng guna memperoleh prestasi yang setinggi – tingginya.
Oxendine ( Fouse dan Tropmann : 1981 ) mengatakan bahwa mengubah aktivitas dan gugahan ke suatu tingkat yang diinginkan membutuhkan pengertian dalam beberapa prinsip dasar psikologi secara keterampilan dalam menggunakan teknik – teknik tertentu. Beberapa teknik untuk menaikan tingkat aktivitas dalam kegiatan motorik seperti : memberikan tantangan, hukuman, hadiah, musik, dan sebagainya. Pelatih juga harus sadar teknik yang bermaksud untuk menggugah semua atlit, disatu pihak dapat menaikan tingkat prestasi beberapa atlit, akan tetapi dilain pihak juga dapat menurunkan prestasi atlit – atlit lainnya.
Oxendine ( Fouse dan Tropmann : 1981 ) juga mengatakan bahwa :
1.        Tingkat arousalatau aktivitas yang tinggi penting untuk aktivitas – aktivitas yang menuntut kekuatan ( misalnya tinju, angkat besi, gulat dll )
2.        Tingkat arousal yang tinggi menggangu aktivitas yang berisi keterampilan – keterampilan yang komplejs ( misalnya senam, koordinasi kestabilan dll )
3.        Tingkat gugahan yang sedikit lebih tinggi dari normal dianjurkan untuk semua tugas motorik ( aktivitas fiik )
Pada tabel berikut dapat kita lihat proses – proses fisik dan psikis, serta aktivitas atlit pada berbagai tingkat aktivitas.
Aktivitas yang berlebihan (overexcited)
Aktivitas terlalu rendah (apatisme)
Aktivitas yang cukup sebelum pertandingan
Proses - proses fisik
Semua organ tidak berfungsi; perubahan – perubahan gawat dalam fungsi – fungsi vegetative (nadi cepat, keringat berlebihan, banyak kencing, gemetar, anggota tubuh bagian bawah terasa lemas dsb.)
Rasa lemas / lemah (langued) gerakan – gerakan serasa lumpuh, terasa ngantuk terus.
Seluruh proses faaliah normal, ketegangan cukup untuk menghadapi pertandingan, denyut jantung naik.
Proses – proses psikis
Kegelisahan yang berlebihan, gerakan – gerakan tidak dapat dikuasai, kekhilafan – kekhilafan,lingkungan,tidak yakin, gugup dsb.
Lengah, tidak acuh (apatis), takut, cemas, murung (depresif),ingin mengundurkan diri, penat, mudah tersinggung
Ada gugahan, agak kurang sabar menunggu pertandinganyang akan dating, konsentrasi optimal, penguasaan tingkah laku(sadar apa yang dilakukan ),penuh energi.
aktivitas
Aktivitas terlarang, disorginazed, taktik dan strategiberantakan, kecepatan hilang, tak bisa atur nafas, gerakan – gerakan tak terkontrol, banyak membuat kesalahan kalau harus melakukan teknik – teknik yang rumit, sangat kaku gerakan – gerakannya.
Tidak ada usaha yang sungguh – sungguh, aktivitas mental cepat turun,salah tingkah tidak merasa capek setelah pertandingan.
Memulai pertandingan dengan rencana taktis, orientasi jelas dapat menguasai pertandingan,semua energy dapat disalurkan secara efisien dan efektif, sasaran tercapai atau mudah dilewati.
Hubungan antara arousal dengan prestasi digambarkan melalui hipotesis huruf U terbalik atau sering disebut hukum Yarkes Dodson (Weinberg : 1988).
Tinggi
Moderat
Rendah
Rendah Optimal Tinggi
AKTIVITAS
Gambar Hipotesa U – terbalik
Gambar diatas menunjukkan prestasi akan meningkat kalau gugahan atau aktivitas meningkat sampai suatu titik optimal tertentu. Akan tetapi peningkatan yang lebih tinggi dari titik yang optimal akan menurunkan prestasi.
2.2 Teknik – teknik mengurangi kepekaan (Desensitization)
Beberapa teknik yang telah pernah dicoba oleh ahli – ahli psikologi untuk mengurangi anxiety yang berlebihan pada invidu yang memperlihatkan ketakutan dalam menghadapi situasi, yaitu :
1.         
1.         
1.        Teknik Jacobson dan Schultz
1.        Mengurangi arti pentingnya pertandingan dalam benak etlit.
2.        Mengurangi ancaman – ancaman hukuman bagi atlit apabila ia gagal.
1.         
1.         
1.        Teknik Cratty
Salah satu teknik kepekaan terhadap ketegangan ketegangan yang diperkenalkan oleh Cratty (1973) adalah :
Dalam teknik ini terlebih dahulu membuat suatu daftar yang menyebabkan atlit merasa bimbang, takut, cemas. Daftar tersebut disusun menurut urutan dari yang paling ditakuti sampai dengan hal yang paling kurang ditakuti. Dengan teknik ini, pertama – tama kita hadapkan atlit kepada situasi yang membangkitkan anxiety yang paling rendah padanya dan menyuruh (memberikan kesempatan) untuk membiasakan diri terhadap situasi demikian.
1.         
1.         
1.        Teknik Progresive Muscle Relaxation.
Dengan latihan ini seseorang dapat menjadi rileks pada otot – ototnya sekaligus juga mengurangi reaksi emosi yang bergelora, baik pada system saraf pusat maupun pada system saraf otonom. Atlit yang bimbang atau takut biasanya ototnya menjadi tegang, dan jika otot tegang maka keterampilan fisiknya akan terganggu maka otot – otot tersebut harus dibuat rilieks. Oleh karena itu, memaksa otot untuk rilieks tidak mudah, apalagi dalam situasi tegang. Maka orang harus melatih diri untuk bisa merilekskan otot – otot yang tegang tersebut. Lebih dari itu dia harus secara sadar mengontrol, menguasai dan mengatur otot – ototnya agar bisa rileks.
Jacobson berpendapat bahwa ada hubungan langsung dari system otot ke emosi orang. Jika kita dapat mengontrol otot – otot kita dan mengurangi tegangannya, maka kita akan mampu pula untuk mengontrol emosi.
Secara sepintas prosedur Jacobson dapat digambarkan sebagai berikut :
Atlit disuruh duduk atau berbaring dengan rileks.kemudian secara bergiliran untuk dilatih rileksasi.angota tubuh tersebut disuruh ditegangkan dengan tegangan isometrik. Tegangannya dipertahankan selama 10 detik, kemudian diperintahkan untuk rileks dan harus dirasakan betul seolah – olah terasa panas dan otot tersebut dapat kita kontrol. Sambil istirahat kita pusatkan perhatian pada otot – otot yang rileks tersebut, dan pada tegangan yang mengalir ke luar dari otot tersebut.
1.         
1.         
1.        Teknik Autogenic Relaxation
Teknik ini dapat melatih seseorang untuk melakukan sugesti diri, agar ia dapat mengubah kondisi kefaalan pada tubuhnya untuk mengendalikan munculnya emosi yang terlalu bergelora.
Pada permulaan latihan memang perlu dibantu dengan instruksi – instruksi dari pelatih. Akan tetapi setelah beberapa kali latihan, atlit harus bisa mensugesti dirinya sendiri dalam latihan relaksasi ini. Prosedur autogenic menekankan pada enam pusat perhatian :
1.        Lengan kanan (kiri) saya terasa berat, tungkai kanan (kiri) saya terasa berat.
2.        Lengan kanan (kiri) saya terasa hangat, tungkai kanan (kiri) saya terasa hangat.
3.        Denyut jangtung saya tenang dan teratur.
4.        Badan saya bernafas sandiri.
5.        Perut saya terasa hangat.
6.        Dahi saya terasa sejuk
Pada waktu latihann pelatih mengecek apakah seluruh anggota badan atlit benar – benar rileks, yaitu dengan cara menmgangkat salah satu anggota badan (misalnya kaki) dan menjatuhkanya kelantai.
Menurut Vanek dan Cratty (1970) tidak semua atlit bisa melatih teknik rileksasi ini dengan hasil yang positif. Katanya atlit harus cukup inteligen, harus melakukan latihan dengan sukarela dan tekun, serta harus mempunyai kemampuan unutk berkonsentrasi dengan baik.
1.         
1.         
1.        Teknik Respon Bebas Anxiety
Prosedur teknik ini adalah sebagai berikut :
Pertama –tama atlit dimasukkan kedalam suatu situasi yang menimbulkan kecemasan padanya. Kemudian situasi tersebut dihapus dengan stimulus eksternal, misalnya bunyi bel,peluit,teriakandari pelatih atau dengan cara lainnya.jadi atlit harus mengasosiasikan perasaan bebas anxiety (rileks) dengan stimulus dari luar tersebut dan haruslah dilakukan berulang – ulang.
1.         
1.         
1.        Teknik Deep Breathing
Teknik ini banyak dilakukan oleh para atlit karena dapat dilakuka disembarang tempat. Prosedur menurut Harsono (1988) adalah sebagai berikut :
  • Duduk dengan badan tegak, kedua tangan rileks diantara lutut, mata dipejamkan.
  • Ambil nafas pelan – pelan sedalam – dalamnya melalui mulut (mulut jangan dibuka terlalu lebar), dan rasakan udara menyelinap keseluruh pelosok alveoli paru –paru.
  • Keluarkan udara pelan – pelan melalui mulut dengan dibantu oleh otot – otot perut. Rasakan sampai seakan – akan paru paru menjadi kosong udara.
  • Istirahat sebentar, kemudian ulangiprosedur diatas beberapa kali.
Pada waktu pertandingan, deep breathing tersebut sering membantu kita untuk bisa mengurangi rasa tegang. Bila timbul ketegangan, segeralah melakukan deep breathing sambil menangkan jiwa dan pikiran.
1.         
1.         
1.        Teknik Meditasi
Penelitian Wallace (1971) menunjukkan bahwa teknik tersebut memberikan efek lluar biasa pada tubuh, yaitu detak jantungmenurun sampai stabil dan peredaran asam laktat menjadi tiga kali lebih cepat dibandingkan saat beristirahat biasa.
Meditasi dilakukan seseorang dengan memusatkan perhatian dan berkonsentrasi terhadap suatu objek atau pikiran dan kegiatan tersebut ditahannya untuk beberapa waktu dalam posisi tubuh yang nyaman, tanpa terganggu atau eralih perhatian dan konsentrasinya. Apabila hal tersebut dapat dilakukan, maka akan diperoleh keadaan rileks.
1.         
1.         
1.        Teknik Model Training
Teknik Model Trainingadalah latihan yang mirip atau menyerupai situasi dan kondisi pertandingan yang sebenarnya. Dalam model training sebaiknya dimasukkan kombinasi dari situasi – situasi stress teknik , social dan mental yang sejauh mungkinmendekati situasi dan kondisi pertandingan. Diharapkan latihan demikian akan dapat mempercepat adaptasi penyesuaian atlit terhadap setiap situasi stress pertandingan.
1.         
1.        Strategi Kognitif
Strategi kognitif didasari oleh pendekatana kognitif yang menekankan bahwa pikiran atau proses berpikir merupakan sumber kekuatan yang ada dalam diri seseorang. Jadi, kesalahan, kegagalan ataupun kekecewaan , tidak disebabkan oleh objek dari luar, namun pada hakikatnya bersumber pada inti pikiran atau proses berpikir seseorang.
Salah satu kegiatan yang mendukung berfungsinya proses kognitif adalah kegiatan pemusatan perhatian yang bersumber pada inti pikiran seseorang. Contohnya : pemikiran sebagai berikut : “ Saya memusatkan perhatian terhadap komitmen saya untuk bermainan sesuai dengan apa yang sudah saya latihdan strategi bermain saya.” Kegiatan ini merupakan kegiatan menginstruksi diri sendiri (self – instruction), sehingga apapun yang akanterjadi dalam permainan, atlot akan berpedoman pada proses berpikirnya.
Namun dalam kenyataannya, strategi kognitif seperti ini sangat erat kaitannya dengan status emosi dan bernagai macam pergolakannya. Pergolakan tersebut berasal dari tingkat ketegangan yang dialami oleh atlit, khususnya yang bersumber pada dirinya, yakni trait anxiety.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kecemasan biasanya berhubungan dengan rasa takut akan kehilangan sesuatu, kegagalan, rasa salah, takut mengecewakan orang lain, dan perasaan tidak enak lainnya. Kecemasan – kecemasan tersebut membuat atlet menjadi tegang, sehingga bila ia terjun ke dalam pertandingan maka dapat dipastikan penampilannya tidak akan optimal. Untuk itu setiap atlet mempunyai cara / teknik tersendiri untuk mempersiapkan diri secara psikologis untuk menghadapi suatu pertandingan sesuai dengan ciri kepribadian masing-masing yang pasti berbeda-beda. Dan anxiety akan selalu ada dan tidak mungkin juga anxiety dapat diatasi. Ada beberapa teknik menghadapi anxiety yang penggunanya tergantung dari macam kecemasannya.
Sebagai usaha untuk dapat mengatasi ketegangan dan kecemasan, khususnya dalam menghadapi pertandingan, lakukan beberapa teknik berikut ini :
a.Identifikasi dan temukan sumber utama permasalahan yang menimbulkan kecemasan.
b.Lakukan latihan simulasi, yaitu latihan dibawah kondisi seperti dalam pertandinagn sesungguhnya.
c.Usahakan untuk mengingat, memikirkan dan merasakan kembali saat-saat mencapai penampilan paling baik atau paling mengesankan.
d.Lakukan latihan relaksasi progresif, yaitu melakukan peregangan atau pengendoran otot-otot tertentu secara sistematis dalam waktu tertentu.
e.Lakukan latihan otogenik, yaitu bentuk latihan relaksasi yang secara sistematis memikirkan dan merasakan bagian-bagian tubuh semakin hangat dan berat.
f.Lakukan latihan pernafasan dengan bernafas melalui mulut dan hidung serta secara sadar bernafas dengan menggunakan diafragma.
g.Dengarkan musik (untuk mengalihkan perhatian)
h.Berbincang-bincang, beradadalam situasi social (untuk mengalihkan perhatian)
i.Membuat pernyataan-pernyataan positif terhadap diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang diperlukan saat itu.
DAFTAR PUSTAKA
Gunarso, Singgih. (1989). Psikologo Olahraga, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta.
Yunus, Mahmud. (1993). Psikologi Olahraga. Prodi Olahraga Kesehatan, FIP IKIP Malang.